Iring-iringan kendaraan perang terpantau menuju Palestina. Surat kabar Aljazeera menyebutkan, Taliban dan Mujahidin bertanggungjawab atas konvoi yang membuat Israel ketakutan tersebut.
Bersatunya kedua militan tersebut terjadi setelah otoritas Israel secara brutal dan keji melakukan pembunuhan terhadap warga Palestina yang demo minta Al-Aqsa dibebaskan.
Hal ini memicu ketakutan Israel dan mendesak negara-negara sekutunya agar secepatnya mengirimkan bantuan.
Seperti dilansir AFP, Rabu (26/7/2017), Israel masih terus memberondongkan pelurunya ke arah kerumunan warga Palestina yang demo.
Sementara itu, Liga Arab memperingatkan Israel untuk tidak melewati "garis merah" dalam konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung di kota suci Yerusalem. Liga Arab menyatakan, jika Israel melewati garis tersebut, maka Israel telah mencari gara-gara dengan seluruh negara Arab dan Muslim.
"Pemerintah Israel bermain dengan api dan mempertaruhkan krisis besar dengan dunia Arab dan Islam," kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Senin (24/7).
"Yerusalem adalah garis merah yang tidak akan dibiarkan oleh Muslim dan Arab untuk dilewati, dan apa yang terjadi hari ini adalah upaya untuk menerapkan sebuah realitas baru di kota suci," sambungnya.
Dia juga meminta Israel untuk tidak memperdalam konflik tersebut dan mendesak masyarakat internasional untuk mewajibkan pemerintah Israel untuk mempertahankan status quo di wilayah tersebut.
"Karena kebijakannya saat ini "melukai perasaan" seluruh dunia Muslim, tidak hanya orang-orang Palestina," ungkapnya.(aljazeera)
0 Comments
EmoticonEmoticon