Suasana mengharukan meliputi pelantikan 729 Prasetya Perwira (Praspa) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri. Sebagian dari mereka tak kuasa menahan air mata karena bangga dan terharu.
Para perwira muda ini dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Halaman Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (25/7).
Setelah selesai dilantik dan mengikuti sesi foto bersama dengan Presiden, perwira remaja TNI dan Polri diperkenankan dihampiri oleh keluarga mereka meski tengah berbaris di lokasi upacara. Saat itulah, momen mengharukan terjadi di Istana.
Sebagian dari mereka terlihat bersimpuh di kaki kedua orangtuanya. Alhasil, air mata dari ratusan prajurit yang telah lulus itu 'membanjiri' Istana. Salah satunya merupakan Letnan Dua Satya PD yang merupakan prajurit TNI Angkatan Laut.
"Perasaan saya setelah dilantik oleh bapak Presiden Jokowi sangat bangga. Apalagi pertama kali untuk leting (angkatan) kami di Istana Negara. Itu sangat membanggakan sekali buat kami satu leting. Dan kehadiran orangtua mungkin lebih menambah antusias, dan hati saya yang jadi lebih senang," katanya.
Satya mengatakan menjadi seorang prajurit TNI merupakan cita-citanya dari kecil. Pemuda asal Surabaya ini bercerita sebelum menjadi prajurit pernah menyambung hidup dengan bekerja sebagai loper koran dan menjadi sales di sebuah supermarket. Hal ini dilakukan olehnya karena pernah tiga kali tak lolos seleksi.
"Tiga kali saya mendaftar. Tiga kali baru lulus," ujarnya.
Dia mengatakan tak kuasa menahan air mata seolah tak percaya karena hasil jerih payahnya selama ini hanya dibantu oleh ibunya seorang karena sang ayah telah meninggal dunia.
"Rasanya seperti tidak mungkin aja. karena dengan hanya satu orangtua saja bisa membesarkan menjadi seorang Perwira. Beda dengan yang lain, yang orangtuanya masih lengkap," ujarnya.
Dia beralasan menjadi prajurit memang untuk memiliki penghasilan yang jelas. Namun, untuk menjadi Angkatan Laut dikarenakan dirinya berasal dari Surabaya.
"Karena saya tinggal di Surabaya saya hanya bisa melihat tokoh seseorang itu hanya Angkatan Laut yang bisa di daftarnya hanya Angkatan Laut saja. Kalau Akpol, Akmil belum sempat terpikirkan," ujarnya.
Sang Ibu Srimami Khoirunnikmah mengatakan, telah berjuang begitu keras untuk melihat anaknya menjadi seorang prajurit selama empat tahun terakhir. Sembari meneteskan air mata, dia tak kuasa menyampaikan rasa bangganya kepada sang anak.
"(Menjadi prajurit) bukan hanya sekedar mencari gaji, tapi juga mengabdi kepada bangsa, negara dan agama," ujar Srimami yang bekerja sebagai pembuat bumbu pecel ini.
Perjuangan mewujudkan cita-cita anaknya itu diakui olehnya memang berat. Sebab, saat masih di tingkat II, Satya kehilangan ayahnya yang merupakan PNS dengan posisi terakhir menjabat sebagai Sekretaris Camat Kecamatan Asemrowo itu.
"Banyak sekali cobaan, rintangan yang dihadapi. Tapi saya mencoba tegar, walaupun sebenarnya tiap malam hati saya menangis. tetapi alhamdulillah saya bisa mewujudkan cita-cita dia," ujarnya.
Pelantikan 729 perwira remaja TNI dan Polri merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor 46/TNI/2017 tentang Pengangkatan Taruna Taruni Tentara Nasional Indonesia Menjadi Perwira Tentara Nasional Indonesia, dan Keputusan Presiden Nomor 47/Polri/2017 tentang Pengangkatan Perwira Polri. Keppres ini berlaku sejak ditetapkan pada 25 Juli 2017. Pelantikan kembali ke Istana setelah terakhir dilakukan pada 14 tahun lalu. [ian]
0 Comments
EmoticonEmoticon