Media Zionis Alihkan Isu Pengganti Metal Detector untuk Masjidil Aqsha



Channel 2 berbahasa Ibrani milik Zionis Israel, menukil  “sumber-sumber rahasia” bahwa polisi Israel akan membongkar kembali pintu-pintu elektronik dan metal detector yang sudah dipasang di pintu-pintu Masjid Al-Aqsha pada Ahad lalu dan akan mencari opsi lain sebagi gantinya.

Lewat situs elektroniknya, channel berbahasa Ibrani itu mengatakan pada Sabtu sore kemarin bahwa polisi Israel akan mencopot kembali pintu-pintu elektronik yang sudah mereka pasang itu dan akan menggantinya dengan pagar-pagar besi dan selanjutnya akan melakukan pemeriksaan keamanan secara manual, kepada para pengunjung yang dicurigai, dengan menggunakan metal dektektor tangan biasa, demikian dinukil laman qudspress dalam bahasa Arab, Sabtu (22/07/2017).

Namun hingga hari ini,  polisi penjajah Israel Sabtu kemarin sama sekali tidak mengumumkan  maklumat sebagaimana disampaikan situs Channel 2 milik  Israel itu.

Sebelumnya, pemerintah penjajahan Israel hari Jumat masih “ngotot” akan mempertahankan pintu-pintu elektronik yang sudah mereka pasang itu dan sampai saat ini belum ada pernyataan baru terkait hal ini.

Menurut pengamat dan tokoh-tokoh Palestina, berita yang dipublikasikan oleh Channel 2 berbahasa ibrani itu tidak lebih dari sekedar pengalihan isu yg dilakukan oleh penjajah Israel, dengan tujua melemahkan perlawanan rakyat Palestina yang datang ke Al-Quds dan Tepi Barat untuk membela Masjid Aqsha dan menolak cara-cara penjajahan yang mereka lakukan terhadap Masjid Al-Aqsha akhir-akhir ini.

“Bahwa berbagai bocoran terkait keputusan Pemerintahan penjajah Israel dipimpin Benyamin Netanyahu untuk membongkar kembali pintu-pintu elektronik itu sama sekali tidak benar,” demikian disampaikan Saleh Al-Naami, pakar  urusan Israel dikutip qudpress.

Dalam pernyataannya,  Al-Naami menyampaikan bahwa Benyamin Netanyahu bersikeras agar pintu-pintu elektronik itu tidak akan digeser dari pintu-pintu masuk Masjid Al-Aqsha, sebalik yang direkomendasikan pihak intelijen umum Israel “Shabak” agar membongkar kembali pintu-pintu elektronik itu, hanya untuk menekan perlawanan warga.

Al-Naami juga mengingatkan,  “misi rakyat Palestina tidak boleh gagal dan tidak lagi tertahankan kalau saja gagal” khususnya setelah Kabinet Israel memutuskan pada Subuh hari Jumat  kemarin untuk mempertahankan pintu-pintu elektronik yang dipasang pada pintu-pintu masuk Masjid Al-Aqsha.

“Suksesnya  pelaksanaan keputusan penjajah Israel ini bermakna suksesnya persiapan mereka untuk melanjutkan rencana-rencana berikutnya yang jauh lebih berbahaya lagi, seperti yang pernah mereka lalukan pada saat Israel mengambil alih masjid bersejarah Al-Ibrahimi di Kota Al-Khalil (Hebron)” yang menjadi tempat kuburan nabi Ibrahim dan Istrinya Bunda Sarah,” ujar Al-Naami.


menambahkan, “upaya menggagalkan putusan Israel ini tidak hanya dapat menyelamatkan masjid Al-Aqsha, melainkan juga dapat menjadi landasan pondasi politik dan sosial Palestina, yang diharapkan nanti dapat mengakhiri realita menyedihkan yang terjadi pada warga di Tepi Barat dan Gaza, secara bersamaan”.

Sabtu sore (22/07/2017) kemarin, polisi penjajahan Israel kembali melakukan penistaan terjadap kaum muslimin yg sedang shalat di depan Pintu Garbang Al-Asbaath (The Lions’ Gate) di Masjid Al-Aqsha, yang mengakibatkan jatuhnya korban luka sebanyak 57 warga Palestina, 12 diantaranya terpaksa dilarikan ke berbagai rumah sakit, seperti yang dilaporkan oleh Bulan Sabit Merah-Palestina.

Sampai pada hari ke tujuh, secara terus menerus warga Palestina menolak untuk memasuki masjid Al-Aqsha lewat pintu elektronik (metal detector) yang dipasang oleh polisi penjajah Israel pada pintu-pintu masjid suci kaum muslimin itu.

Ratusan warga Palestina berkumpul pada jam-jam siang, dan ribuan warga berkumpul pada jam-jam sore sampai malam di sekitaran pintu gerbang Al-Asbaath untuk menunaikan shalat dan menyampaikan protes dan penolakan mereka yang tidak sudi memasuki masjid Al-Aqsha lewat pintu-pintu elektronik yang dipasang Israel pada Ahad lalu.

Jumat (21/07/2017) sore kemarin, Kota Al-Quds dan berbagai kota lainnya di Tepi Barat yg sedang dijajah, terjadi demonstrasi besar-besaran dan longmarch dalam rangka Aksi Membela Masjid Al-Aqsha, sambil berhadapan  dengan pasukan keamanan penjajah Israel, yang mengakibatkan gugurnya 3 syahid dari warga Palestina dan 450 warga korban luka-luka.

Syahid ke 4 jatuh pada Sabtu sore kemarin, akibat luka parah yang diderita seorang pemuda saat berhadapan dengan pasukan penjajahan  di daerah Jabal Mafraq, Kecamatan Abu Dis sebelah timur Kota Al-Quds.

Anggota Kabinet Israelpada Subuh Jumat kemarin lusa mensahkan keputusan untuk melakukan pengamanan wajib bagi siapa saja yang akan memasuki masjid Al-Aqsha untuk shalat, dengan cara memasang pintu gerbang elektronik pada  pintu-pintu masuk masjid, di tengah seruan Palestina untuk demonstrasi “hari kemarahan” dalam menanggapi tindakan Israel baru-baru ini di Kota Yerusalem.

Bersamaan dengan itu, pasukan keamanan penjajah Israel juga meningkatkan tindakan penistaanya pada minggu ini terhadap Masjid Al-Aqsha setelah mereka menutupnya pada Jumat lusa kemarin. Penutupan itu dilakukan setelah operasi penembakan yang dilakukan warga Palestina yang menyebabkan “mampusnya” dua tentara Israel dan beberapa korban luka dari tentara Israel, dan syahidnya 3 pelaku penembakan. Setelah insiden ini, pemerintahan penjajah Israel memutuskan untuk menutup Masjid Al-Aqsha selama dua hari full, dan selanjutnya memasang pintu-pintu elektronik pada setiap pintu masuk Masjid Aqsha, yang selanjutnya mendapat respon penolakan dari warga Al-Quds yang tidak mau mengikuti prosedur keamanan ala Israel ini dan lebih memilih duduk bertahan (ribath) di pintu-pintu masjid Al-Aqsha.

0 Comments


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)