7 Malapetaka Ngeri Akibat Sifat Hubbud Dunya, dan Itu Akan Kita Terima Selama Hidup

Sifat Hubdud  Dunya selain sangat hina dimata Allah SWT,  juga termasuk salah satu dosa yang paling besar

Ditambah orang yang Hubbud Dunya akan mendapatkan 7 malapetaka berikut ini...

Di zaman sekarang banyak yang tertipu dengan fasilitas dunia. Mereka terlalu berlebihan sehingga lupa bahwa semua akan kembali pada sang pencipta. Apalagi saat ini susah sekali untuk melepaskan sifat ini. Untuk itu ini cara ampuh menghindarinya...


Image from brilio.com

Amal kebaikan manusia yang sudah terkumpul melalui  Aktifitas Ibadah seringkali berujung pada kesia-siaan, rusak, bahkan musnah.

Ibarat kain tenun yang sudah jadi lembaran, lalu terurai lagi menjadi benang.  Sungguh rugi...., hal ini antara lain disebabkan oleh penyakit cinta dunia (hubbud dunya), seperti yang dilansir oleh faidahislamiyyah.blogspot.com

Penyakit cinta dunia (hubbud-dunya) itulah salah satu sumber kehancuran utama umat Islam. Rasulullah saw bersabda: “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia maka akan dicabutlah kehebatan Islam, dan apabila mereka meninggalkan aktivitas amar ma’ruf nahi munkar, maka akan diharamkan keberkahan wahyu, dan apabila umatku saling mencaci, maka jatuhlah mereka dalam pandangan Allah.” (HR Hakim dan Tirmidzi).

Dampak dari sifat hubbud dunya :

Pertama : Mencintai dunia berarti mengagungkan dunia, padahal ia sangat hina di mata Allâh. Termasuk dosa yang paling besar adalah mengagungkan sesuatu yang direndahkan oleh Allâh Azza wa Jalla.

Kedua : Allâh mengutuk, memurkai, dan membenci dunia, kecuali yang ditujukan kepada-Nya.
Karena itu, siapa yang mencintai apa yang dikutuk, dimurkai, dan dibenci Allâh maka ia akan berhadapan dengan kutukan, murka, dan kebencian-Nya.

Ketiga : Mencintai dunia berarti menjadikan dunia sebagai tujuan dan menjadikan amal dan ciptaan Allâh yang seharusnya menjadi sarana menuju Allâh Azza wa Jalla dan negeri akhirat berubah arah menjadi mengejar kepentingan dunia. Di sini ada dua persoalan: (1) menjadikan wasilah (sarana) sebagai tujuan, (2) menjadikan amal akhirat sebagai alat untuk menggapai dunia.

Ini merupakan keburukan dari semua sisi. Juga berarti membalik sesuatu pada posisi yang benar-benar terbalik. Ini sesuai sekali dengan firman Allâh Azza wa Jalla :

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ﴿١٥﴾أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ 

"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh balasan di akhirat kecuali neraka. Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” [Hûd/11: 15-16]

Keempat : Mencintai dunia membuat manusia tidak sempat melakukan sesuatu yang bermanfaat baginya di akhirat, akibat dari kesibukannya dengan dunia dan kesukaannya.

Kelima : Cinta dunia menjadikan dunia sebagai cita-cita terbesar manusia. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَـهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ لَهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِـيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَـتْهُ الدُّنْـيَا وَهِـيَ رَاغِمَـةٌ.
"Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia mendapat dunia menurut apa yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina".

Keenam : Pecinta dunia adalah orang yang paling banyak tersiksa. Ia tersiksa dalam tiga keadaan. Ia tersiksa di dunia saat bekerja keras untuk mendapatkannya, dan berebut dengan sesama pecinta dunia. Dia tersiksa di alam barzakh (kubur) dan tersiksa pada hari Kiamat.

Ketujuh : Penggila harta dan pecinta dunia yang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat adalah orang yang paling bodoh.

Sebab, ia lebih mengutamakan khayalan daripada kenyataan, lebih mengutamakan mimpi daripada kenyataan, lebih mengutamakan bayang-bayang yang segera hilang daripada kenikmatan yang kekal, lebih mengutamakan rumah yang segera binasa dan menukar kehidupan yang abadi nan nyaman dengan kehidupan yang tidak lebih dari sekedar mimpi atau bayang-bayang yang akan sirna dalam waktu singkat. Sesungguhnya orang yang cerdas tidak akan tertipu dengan hal-hal semacam itu.

Baca juga : Keistimewaan yang Banyak Terkandung Dalam Sholat Tahajud yang Jarang Diketahui Umat Muslim

ADAPUN CARA UNTUK BISA ZUHUD TERHADAP DUNIA :

1.  Mengingat  kehidupan di dunia itu hanya sementara, “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;

kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu..” (Q.S. Al-Hadiid [57]:20)

2. Perbanyak mengingat kematian, Rasulullah saw bersabda “perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi). Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (QS Ali Imran [3] : 185)

3.Takut akan hari Penghisaban dan Penyaksian anggota tubuh kita. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya : “sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa telah mereka kerjakan” (Q.S. Fushshilat : 20 )

4. Qanaah, artinya rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan. Qana’ah bukan berarti hidup bermalas-malasan, tidak mau berusaha sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Justru orang yang Qana’ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia akan tetap rela hati menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah SWT.

Sikap yang demikian itu akan mendatangkan rasa tentram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat serakah dan tamak.

5. Zikir,  merupakan metode yang paling efektif untuk membersihkan hati dan meraih kehadiran Ilahi.  Tujuan segenap ibadah ialah mengingat Allah dan hanya dengan terus menerus mengingat Allah (zikir) sajalah yang bisa melahirkan cinta kepada Allah serta menyelamatkan hati dari kecintaan dan keterikatan pada dunia fana ini.

6. Kuatnya iman seseorang dan menerapkan kesadaran, bahwa Allah selalu melihat dan  mengawasi  kita dalam segala keadaan. Bahwa Allah selalu mengetahui apa yang kita rasakan, ucapkan dan kita perbuat,  akan menghindari seseorang berbuat menghalalkan segala cara utk meraih dunia.

Jadikanlah dunia hanya sebagai ladang akhirat kita, tempat kita mempersiapkan bekal untuk akhirat nanti. Ingatlah selalu, bahwa kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang sudah kita lakukan selama kita hidup didunia ini.

0 Comments


EmoticonEmoticon