Belajar dari Kasus Diretasnya website TELKOMSEL
Seperti yang baru baru ini ramai diperbincangkan di sosial madya tentang berhasil diretasnya website Telkomsel sangat menarik perhatian saya untuk juga menyampaikan pandangan dan pendapat saya. Pesan yang ingin dicoba disampaikan oleh sang peretas agar harga kuota internet TELKOMSEL diturunkan. Hal yang saya sesali di sini adalah penggunaan kosa kata yang tidak santun dan cenderung mengabaikan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Substansi pesan sudah ditangkap hanya bahasa yang digunakan sangat kualitatif dan berpotensi menebarkan kebencian.
Saya terus terang tidak sedang membuat testimoni atau review produk TELKOMSEL dalam tulisan ini. Saya hanya menyampaikan pandangan pribadi saja Ketika Harga Dan Kecepatan Internet Dipertanyakan oleh para penggunanya. Produk apa pun itu XL , Kartu TRI , AS , Simpati , IM3 apa saja tentu berharap pihak provder dapat memuaskan para penggunannya. Pelanggan atau customer kan maunya akses internet bagus, dan harga kuota internet terjangkau (saya tidak bilang murah karena sifatnya relatif-red).
Performa akses internet yang cepat dan harga kuota internet yang terjangkau menjadi dambaan para penggunanya. Konsumsen prilakunya memang unik. Mereka maunya harga terjangkau kualitas baik dan harga murah, di sisi penjual dalam hal ini produsen atau provider juga ingin meraup keuntungan. Sama halnya dengan pasar tradisional. Penjual ini harga maksimal dan meraih untung, sedangkan pembeli ingin harga terjangkau. Tidak akan ketemu. Baik konsumen dan produsen memiliki hak dan kewajiban masing masing. Tawar menawar juga sah sah saja
Saya terus terang tidak sedang membuat testimoni atau review produk TELKOMSEL dalam tulisan ini. Saya hanya menyampaikan pandangan pribadi saja Ketika Harga Dan Kecepatan Internet Dipertanyakan oleh para penggunanya. Produk apa pun itu XL , Kartu TRI , AS , Simpati , IM3 apa saja tentu berharap pihak provder dapat memuaskan para penggunannya. Pelanggan atau customer kan maunya akses internet bagus, dan harga kuota internet terjangkau (saya tidak bilang murah karena sifatnya relatif-red).
Performa akses internet yang cepat dan harga kuota internet yang terjangkau menjadi dambaan para penggunanya. Konsumsen prilakunya memang unik. Mereka maunya harga terjangkau kualitas baik dan harga murah, di sisi penjual dalam hal ini produsen atau provider juga ingin meraup keuntungan. Sama halnya dengan pasar tradisional. Penjual ini harga maksimal dan meraih untung, sedangkan pembeli ingin harga terjangkau. Tidak akan ketemu. Baik konsumen dan produsen memiliki hak dan kewajiban masing masing. Tawar menawar juga sah sah saja
- Secara pribadi saya memang pernah satu kali menggunakan kartu TELKOMSEL pada saat mengikuti lomba desain Blog Kabupaten Kubu Raya (KKR) dengan HIPMI bulan Juni 2013 yang lalu. Saat itu waktu yang disediakan panitia Lomba Desain Blog hanya 2 (dua) jam.
Sempat panik juga untuk menyiapkan kira kira kartu apa yang relatif kuenceng speednya karena mau digeber 2 jam non stop tanpa terputus. Akirnya saat itu pilihan jatuh pada Telkomsel Flash Ultima Volume Based, paket 340 MB (170 MB Tambahan + 170 MB di Network 3G) seharga Rp.20.000,- (Dua Puluh Ribu Rupiah) dengan kecepatan maksimal yang bisa ditawarkan adalah 7.2 Mbps. Luar biasa. Saya puas sekali saat itu .

0 Comments
EmoticonEmoticon