PUKIMAK! Demi Masukkan Anak ke Sekolah Favorit, Pengusaha Kaya dan Kapolsek Minta Surat Miskin


Ternyata, komentar miring Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebutkan rakyat Indonesia bermental gratisan sangat tepat. Sayangnya, bukan rakyat kecil yang mempunyai mental tersebut, malah rakyat dengan level menengah ke atas.

Hal ini terbukti di bidang pendidikan di Medan. Demi memasukkan anak ke sekolah negeri favorit, mereka yang tergolong sangat mampu ini malah meminta surat miskin.

Dari beberapa jalur masuk sekolah negeri, terdapat satu jalur khusus yaitu jalur rawan melanjutkan pendidikan (RMP), yang dikhususkan untuk masyarakat miskin sehingga tidak putus sekolah karena kekurangan biaya.

Syarat untuk jalur rawan melanjutkan pendidikan ini yakni, harus memilki surat rekomendasi dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota yang menyatakan keluarga tersebut adalah keluarga miskin atau Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang penetapan Daftar Masyarakat Miskin.

Menurut penemuan Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara, program yang dikhususkan untuk orang miskin ini banyak disalahgunakan oleh orang-orang kaya dan berjabatan demi memasukkan anaknya di salah satu sekolah favorit di Medan, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) I Medan.

Artinya, program tersebut kerap disalahgunakan orang-orang kaya dan punya jabatan demi memasukkan anaknya ke sekolah negeri favorit negeri dan ternama.

Untuk mewujudkan ambisi tersebut, mereka rela mengurus surat rekomendasi dari Dinas Sosial Kabupaten/Kota, yang menyatakan keluarga tersebut miskin. Akibatnya, jatah untuk orang miskin jadi berkurang.

Padahal, jalur tersebut disediakan untuk siswa yang secara ekonomi benar-benar kurang mampu dan harus memiliki surat miskin.

Keluarga yang diduga menyalahgunakan jalur ini adalah keluarga YA yang berprofesi sebagai pengusaha event organizer (EO) dan diduga memiliki banyak mobil mewah dirumahnya.

Menurut informasi, Yandrial tinggal di Perumahan Bumi Asri, Lingkungan VII, Kelurahan Cinta Damai, Kecamatan Helvetia, Kota Medan.

Kemudian, ada juga keluarga AKP M, seorang perwira kepolisian dengan jabatan Kapolsek di Deliserdang.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara Abdyadi Siregar membenarkan penemuan tersebut.

"Benar. Kami temukan kalau jatah atau kuota orang miskin itulah yang diambil orang kaya," ujar Abyadi, Selasa (8/8/2017) malam.

Untuk tingkat SMA, setidaknya terdapat 4 SMA favorit di Medan yang selalu jadi ajang umbar prestise orang-orang kaya,

Bagaimana dengan rakyat menengah ke bawah? Mereka justru lebih memilih sekolah swasta yang sudah tentu lebih mahal.

Terbukti bahwa rakyat Indonesia golongan menengah ke atas punya mental GRATISAN! (meo)

0 Comments


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)