Laki laki jangan baper.. Ini yang nyari bukan sang suami tapi istri pertamanya yang ingin Berbagi Surga..
Poligami hanya aktifitas nafsu yang dibungkus dengan janji-janji palsu murahnya surga imaginasi Begitulah sebagian besar kita menyimpulkan tentang Poligami. Sunnah yang paling dibenci. Sunnah yang paling kontroversi. Namun beda dengan kisah satu ini.
Image from ruangmuslimah.com
Kita sudah terlalu lama dan terlalu sering dicekoki oleh media ghibah tentang berita bobroknya poligami. Bahkan lingkungan sekitar kita sudah penuh dengan pengalaman buruk terkait pria dengan istri lebih dari 1, seperti yang dilansir oleh ruangmuslimah.com.
Poligami selalu identik dengan Wanita pelakor.. Wanita Perebut Laki Orang..
Poligami hanya tentang pria rakus yang dikelilingi nafsu..
Poligami hanya tentang sakit dan air mata.. saling menyakiti antara istri satu dengan istri lainnya..
Poligami.. Seperti membangun rumah baru dengan merusak rumah lama..
Poligami yang sejak awal salah karena niat yang salah..
Dimulai oleh sepasang pengkhianat yang sudah lebih dulu kenal..
Sudah saling naksir ..
Sudah saling berselingkuh..
Dan sudah berzina..
Setelah kondisi kacau,
Terpaksa menikah dan mengikrarkan diri berpoligami..
Poligami yang sembunyi sembunyi, dan penuh selimut kebohongan..
Poligami hanya aktifitas nafsu yang dibungkus dengan janji-janji palsu murahnya surga imaginasi
Ya!
Begitulah sebagian besar kita menyimpulkan tentang Poligami..
Sunnah yang paling dibenci..
Sunnah yang paling kontroversi..
Lalu hari ini..
Dengan tetesan air mata..
Dari sebuah aula penuh cinta di sebuah tempat di Bandung..
Yang rela kudatangi tergopoh dari Jombang, Bandara Juanda.. Sampai bandara Husein Bandung.. Dalam gerimis dan hujan.
Baca juga : Ternyata, Orang Seperti Inilah yang Dirindukan dan Dijadikan Saudara Oleh Rasulullah
Akan ku ceritakan sebuah kisah cinta tentang orang orang bertaqwa yang menyusuri jalan surga..
Jalan yang mungkin tak suka, bagi sebagian kita mendengarkannya..
Karena seketika ngilu hati sebagian wanita membahasnya..
Di Aula itu..
ada sahabatku disana..
Sedang melangsungkan akad nikah..
Dimana air mataku.. tak berhenti menetes, sejak kakiku memasuki aula..
Sampai sepanjang perjalanan ijab kabul..
Bahkan sampai meninggalkan aula..
Mataku bengkak karena terus menangis..
Yang menikah itu.. sabahatku..
Ia menikah dengan seorang pria yang sudah beristri..
Dan di sebelah sahabatku.. ada sahabat dan kakak baruku juga..
Yang baru menit kedatanganku, langsung diperkenalkannya padaku..
Wanita itu.. adalah istri dari calon suaminya!
Wanita yg kemudian memelukku hangat itu, adalah wanita yang melamar sahabatku untuk suaminya!
Kedua wanita itu.. kemudian bersamaan memelukku..
Aku menatap mata keduanya..
Mata para wanita shalihah.. yang kuyakin membuat para bidadari cemburu..
Membuat ruangan ini penuh dengan himpitan malaikat yang sedang melimpahkan doa cinta..
Dan Poligami.. bukan sekedar tentang pernikahan seorang pria dan wanita yg sekufu..
Buatku saat ini..
Poligami adalah juga..
Kisah persaudaraan sepasang wanita yang sekufu..
Yang memilih menjadi makmum dari Imam yang sama..
Se-kelas kehormatannya..
Se-kelas ketakwaannya..
Sahabat saya, yang malam ini duduk di depan penghulu itu, adalah wanita single parent yang menjaga kehormatannya..
Ia bukanlah seorang wanita yang menjual murah status jandanya..
Ia bukanlah wanita yang sembarang nemplok kiri kanan kegenitan untuk tergesa gesa mencari suami dan ayah bagi anak anaknya.
Begitu banyak hati yang ia jaga dalam kesendiriannya..
Dan sahabatku, qadarullah dipersaudarakan dengan teh Lis..
Perempuan istimewa yang memang sudah lama mencari adik.. mencari istri buat suaminya..
Apa teh Lis belum punya anak, sehingga rela menikahkan suaminya?
Oh tidak..
Teh Lilis dalam kondisi baik baik saja..
Beliau sudah menyempurnakan pernikahannya, dengan 2 orang putra putri penghafal quran dari rahimnya..
Atau suaminya kah yang memaksa dan mendesak ingin kawin lagi?
Ah tidak juga..
Bahkan sampai akad nikah berlangsung, tak ada interaksi khalwat antara sahabatku dan suaminya..
Hampir Semua teh Lis yang mengurusnya..
Alasannya “sederhana”..
Teh Lis ingin berbagi Surga…
Butuh bertahun-tahun bagi sang suami.. untuk menerima permintaan istrinya..
Butuh bertahun tahun suami Teh Lis untuk mantap menikah lagi.. setelah beberapa nama wanita di sodorkan oleh istrinya..
Tidak..
Obrolan seputar poligami.. memang tidak akan dipahami oleh orang-orang sekelas kita..
Sekelas aku dan kamu, yang belum tau apa itu kerinduan mengejar surga melalui sunnah..
Sehingga pembicaraan tentang Poligami, hanya pantas dibahas oleh orang orang istimewa,
Salah satunya oleh keluarga seperti keluarga Teh Lis, mba Eli dan suami..
Dan apalagi,
Poligami tidak akan pernah sampai akal untuk dibahas oleh para pembenci sunnah..
Bukan maqom-nya.
Malam tadi air mataku tak berhenti menetes..
Romantisme sebenarnya, kutatap dari mata mata 3 orang istimewa..
Saat ijab qabul selesai..
Mata Teh Lis tak menitikkan air mata setetespun..
Hanya senyum bahagia..
Suaminya, sesekali menatap mba Eli.. istri yang baru saja beliau nikahi.
Tatapan kagok.. karena Baru kali ini beliau menatap yang halal bagi beliau, setelah perjalanan 3 bulan proses ta’aruf yang begitu terjaga..
Sesekali sepasang mata pria itu menatap teh Lis.. dalam dan penuh cinta..
Teh Lis membacakan surat cinta..
Si Tampan, Thariq, putra Teh Lis menghadiahkan kedua ibu dan ayahnya dengan Lantunan Ayat Suci yang indah sekali..
Baca juga : Naudzubillah, 4 Golongan ini Akan Langsung Ditarik ke Neraka oleh Wanita Disekitarnya Cuma Gara-Gara Hal ini
Di susul Davine, Putri ulung mba Eli, hafidzah remaja ini turut menghadiahkan Abi dan kedua umminya membacakan saritilawah..
Indah sekali..
Sahabatku yang tadinya bertiga..
Menjadi bertujuh..
Ya Allah...
Karuniakan keberkahan bagi keluarga romantis ini..
Jadikan keluarga beliau angin segar.. Ditengah fitnah fitnah kejam yang menggunakan dalih sunnah rasulMu untuk melegalkan zina dan perselingkuhan..
Sampaikan kami semua ke surga-Mu, dengan rumah tangga Sakinah, mawaadah wa Rahmah sebagai kendaraannya..
Aamiin ya Allah..
Tulisan Ina Ratu dengan sedikit penyempurnaan.
0 Comments
EmoticonEmoticon