Gambar ilustrasi dilansir dari ummi-online.com
Tidak bisa dipungkiri, sering kali kita menemukan barang yang sepele hingga yang berharga terjatuh berserakan di berbagai tempat.
Karena tak mengetahui siapa pemilik barang tersebut, akhirnya di ambil dan manfaatkan untuk keperluan sendiri.
Lantas bagaimana hukum islam terhadap barang temuan tersebut? Haramkah Barang Temuan jika digunakan?
Barang temuan di dalam fiqih Islam termasuk bab luqathah.
Secara hukum, barang milik orang lain yang tercecer atau hilang itu masih tetap hak milik yang punya, bukan milik si penemu.
Maka jangan sekali-kali kita sebagai orang yang menemukan barang yang tercecer ini tiba-tiba merasa berhak untuk mengambil dan memiliki.
Bahkan meski untuk disedekahkan atau diberikan kepada masjid, anak yatim atau fakir miskin.
Sebab harta itu sebenarnya milik orang lain, bukan harta milik kita. Ini adalah sebuah kekeliruan pandangan yang mesti diluruskan dari cara pandang kita.
Barang orang yang hilang harus dikembalikan kepada yang punya.
Dan upaya untuk bisa menemukan si pemilik yang telah kehilangan hartanyaadalah sebuah ibadah tersendiri yang tentunya mendatangkan pahala.Sebaliknya, mengambil apalagi sampai merasa memiliki barang yang hilang itu adalah tindakan dosa yang termasuk mengambil hak milik orang lain dengan cara yang batil.
Syariat Islam telah mengatur tentang bagaimana tindakan yang harus diambil dalam masalah ini.
Ada 2 kemungkinan tindakan yang bisa diambil manakala seseorang menemukan barang yang hilang.
Pertama: DiambilSeorang muslim boleh mengambil barang yang ditemukannya tercecer di suatu tempat, dengan dua syarat:
- Tujuannya bukanuntuk memiliki namun untuk menjaganya dari kerusakan, kemusnahan atau kemungkinan jatuh ke tangan yang tidak bertanggung-jawab.
- Dirinya adalah orang yang punya kemampuan baik secara sifat amanah maupun secara teknis untuk memelihara dan menjaga barang tersebut.
Setelah diambil maka segera diumumkan kepada publik bahwa telah ditemukan suatu barang dan kepada pemiliknya untuk segera mengambilnya.
Sehingga mengambil barang yang hilang dalam hal ini merupakan amal baik, yaitu menjaga harta milik seorang muslim dari kerusakan dan kepunahan.
Apabila dalam waktu satu tahun, pemiliknya tidak segera muncul mengambilnya, maka dia boleh menggunakan barang itu atau memilikinya, namun harus menyiapkan uang pengganti sesuai nilai nominal barang itu.
Kedua: Tidak Diambil
Sebaliknya, seandainya semua syarat di atas tidak terpenuhi, maka sebaiknya tidak usah diambil saja.
Biarlah saudara muslim yang lain yang melakukan pengambilan harta dan barang luqathah, seperti dilansir dari rumahfiqih.com.
Baca Juga:
- Meski Tersembunyi, Bolehkah Wanita Memakai Gelang Kaki? Begini Hukumnya Dalam Islam
- Nauzubillah! Sungguh Ngeri Hukum Allah Bagi Orang yang Menceritakan Kebiasaan Diranjang
- MasyaAllah, Inilah Rahasia Larangan Mencabut Uban Menurut Islam dan Medis!
Hukum Menggunakan Harta Luqathah
Untuk alasan tertentu selama pemilik asli barang temuan itu belum datang mengambil, ada celah untuk boleh memanfaatkannya. Namun yang namanya memanfaatkan bukan berarti memilikinya.Misalnya, bila barang temuan itu termasuk barang yang mudah rusak, seperti makanan yang mudah basi, maka boleh hukumnya untuk dimakan, namun harus disiapkan sejumlah uang untuk menggantinya bila pemiliknya meminta.
Sedangkan bila bentuk harta itu adalah uang tunai, boleh saja digunakan untuk membayar suatu keperluan, namun dengan syarat bahwa uang itu siap diganti kapan saja saat nantipemiliknya datang.
Demikianlah tentang hukum barang temuan, semoga bermanfaat.
Wallahu a’lam bishshawab.
0 Comments
EmoticonEmoticon