KEBERSAMAAN : Saya dan tim marketing Tribun Pontianak (Dedi, dan Mba Indah) saat mengawal even pameran Ekonomi Kreatif di PCC beberapa bulan yang lalu. Foto Dedi |
Catatan Asep Haryono
Sejak memutuskan resign dari Pontianak Post pada bulan Maret 2016 yang lalu tidak terasa memang sudah lebih dari 1 tahun saya mpeeninggalkan media yang sudah membesarkan saya selama 13 tahun terakhir ini. Bekerja di media yang mengklaim diri sebagai "Yang Pertama Dan Terutama Di Kalimantan Barat" dari tahun 2002 - 2016 memang banyak memberikan catatan tersendiri buat saya. Banyak pertimbangan yang saya pikirkan sebelum memutuskan resign dari perusahan Group Jawa Pos tersebut. Mungkin pada bagian lain Insya Allah akan saya sampaikan di halaman blog kesayangan saya ini.
Saya melamar sebagai tenaga ME atau Marketing Executive di Tribun Pontianak sekitar bulan Mei 2016 yang lalu. Mengapa melamar di bagian Marketing yang notabenenya adalah pekerja lapangan? Memang beda saat saya masih bekerja di dalam ruangan yang ber AC di Pontianak Post sebelumnya, saya sudah memahami ini pekerjaannya orang lapangan yang kata orang dijuluki "Sales" yang sudah pasti akan banyak bersentuhan dengan masyarakat terdepan.
Salah satu garda penghasil devisa atau profit perusahaan adalah tenaga Sales. Mungkin sayanya aja yang tidak berbakat dalam sales kali ya , saya hanya "bertahan" satu bulan saja di Marketing Executive (ME) Tribun Pontianak post ini. Maksudnya di berhentikan?Status "bebas terikat" menjadi freelance atau tenaga lepas saja. Istilahnya pegawai tidak tetap atau bisa disebut honor. Tidak ada surat perjanjian kerja (kontrak) sebagaimana lazimya pegawai atau karyawan yang baru bergabung.
Apa beda "Bebas Terikat" dengan "Freelance"? Dalam manajemen Marketing di Tribun Pontianak ini memberikan batasan perbedaan keduanya. Kalau "Bebas Terikat" artinya anda memperoleh uang kehadiran (per hari dihitung 20 ribu rupiah) dan HONOR per bulan sebesar Rp.750.000,- , dan Insentif per item yang laku atau terjual sebesar Rp.100.000,-.
Target yang dibebankan ke setiap tenaga Marketing Executive (ME) ini adalah 20 item yang harus terjual atau laku. Jadi jika target yang dibebankan tercapai maka take home pay yang bisa dibawa pulang bisa mencapai Rp.3.200.000,-. Nah dalam 1 bulan saya hanya mampu mendapat 3 klien atau pelanggan. Dasar inilah yang membuat perusahaan "menurunkan" status saya menjadi Freelance.
Status "Freelance ini artiinya saya hanya mendapatkan Insentif saja dari 1 item yang terjual atau laku sebesar Rp.100.000,- dan TIDAK memperoleh uang kehadiran dan uang HONOR per bulan.
Saya kira ini wajar saja. Namanya juga kerja sama orang, dan sistim target dibebankan jika tidak mencapai target yang diinginkan perusahaan ya hanya ada 2 kemungkinannya "diberhentikan" atau "diturunkan" statusnya seperti yang saya alami sekarang ini. Saya kira ini wajar, seperti yang sudah saya sebut tadi. Namanya kerja sama orang ya begitulah. Hanya saja substansi yang saya lihat adalah ORIENTASI perusahaan kepada ORIENTASI HASIL dan bukan PROSES seperti dalam bisnis MILAGROS yang sudah saya jalani selama 2 tahun terakhir ini.
Memangnya produk apa yang saya jual dalam Marketing Executive (ME) ini? Saya memasarkan TFC Premium. TFC ini kepanjangan dari Tribun Family Card Premium.
Informasi lengkap apa itu Tribun Family Card bisa membaca di artikel saya sebelumnya "Tribun Family Card Premium : Satu Kartu Banyak Gratisnya" yang bisa anda baca. Yaitu sebuah kartu Belanja Gratis dan Karu Diskon untuk merchant merchant tertentu yang menjadi mitra dari Tribun Pontianak. Hanya dengan membayar biaya keanggotaan sebesar Rp.800.000,- maka anda sudah dapat menikmati berbagai produk gratis dari merchant merchant yang menjadi partner program ini yang kalau ditotal nilainya lebih dari 34 juta rupiah. Menarik sekali memang program ini.
Kini saya sudah tidak lagi datang absen dan absen pulang seperti biasanya. Saya kini "freelance" dalam tim marketing TFC Premium Tribun Pontianak ini. Terima kasih saya ucapkan kepada Mba Indah (Senior saya ini di Marketing TFC Pontianak), bang Dedi (Rekan saya dulu saat masih di kantor lama- Pontianak Post), dan juga beberapa tim ME lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Walau kebersamaan kita hanya sebulan lamanya, namun tetaplah saling bersinergi dan bersilaturahmi. Bisnis tetaplah Bisnis, namun semangat kekeluargaan dan persahabatan akan selalu ada di hati kita semuanya. Tetap semangat ya. Saya masih di MILAGROS loh. Ahaayyyy (Asep Haryono)
0 Comments
EmoticonEmoticon