KUALA LUMPUR : Saya saat ikut kegiatan Youth Engagement Summit 16-17 November 2009 di PutraJaya Convention Centre Kuala Lumpur Malaysia. Foto Istimewa |
Halaman "curahan hati" ini tidak selalu berbau "sentimentil" namun bervariasi tema atau topiknya bisa saja bisnis, network, manajemen , atau hobi, semua bisa diceritakan dalam format berbagi ala curahan hati Jadi jika ada berharap ini halaman "curhat" atau "curahan hati" ini banyak berisi sentimentllnya tentu anda akan kecewa.
Profesional juga perlu ditegakkan dalam halaman ini. Dalam episod kalini saya ingin membagi rasa salut dan kagum saya kepada teman teman angkatan saya dulu (rekan kampus) hingga kawan network saya di sosial media hingga kawan kawan mafia konferensi dulu. Tunggu, apa itu kawan konferensi itu?
Yang saya maksudkan "mafia konferensi" di sini adalah kawan kawan delegasi Indonesia pada pertemuan konferensi pemuda Internasional yang bertajuk South East Asia For Change (SEACHANGE) - Youth Engagement Summit tanggal 16-17 November 2009 di Putrajaya Convention Centre Kuala Lumpur Malaysia.
Beberapa kawan saya saat itu sudah melenggang menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi Mas Ricky Raymon (program P.hd), Refaldo Fanther (Aldo) yang menempuh Master of Business Adminitration di Newscattle, London dan masih banyak lagi lainnya. Bahkan kawan kawan saya di kampus FKIP Untan dahulu, adik tingkat, malah sudah banyak yang sudah mengambil S2 nya di Australia. Saya ketinggalan
Profesional juga perlu ditegakkan dalam halaman ini. Dalam episod kalini saya ingin membagi rasa salut dan kagum saya kepada teman teman angkatan saya dulu (rekan kampus) hingga kawan network saya di sosial media hingga kawan kawan mafia konferensi dulu. Tunggu, apa itu kawan konferensi itu?
Yang saya maksudkan "mafia konferensi" di sini adalah kawan kawan delegasi Indonesia pada pertemuan konferensi pemuda Internasional yang bertajuk South East Asia For Change (SEACHANGE) - Youth Engagement Summit tanggal 16-17 November 2009 di Putrajaya Convention Centre Kuala Lumpur Malaysia.
Beberapa kawan saya saat itu sudah melenggang menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi Mas Ricky Raymon (program P.hd), Refaldo Fanther (Aldo) yang menempuh Master of Business Adminitration di Newscattle, London dan masih banyak lagi lainnya. Bahkan kawan kawan saya di kampus FKIP Untan dahulu, adik tingkat, malah sudah banyak yang sudah mengambil S2 nya di Australia. Saya ketinggalan
Negara mana saja gak apa asal berangkat. Banyak manfaat jika bisa melanjutkan studi di Luar Negeri. Seperti yang sudah pernah saya tulis dalam halaman blog kesayangan saya ini, salah satu manfaat studi di Luar Negeri adalah kemampuan Bahasa Inggris yang pasti akan terasah.
Kemampuan bahasa asing yang semakin moncer bisa menjadi modal yang luar biasa untuk bisa melangkah di tahapan selanjutnya. Jelas dan tanpa basa basi lagi bahwa untuk bisa menguasai bahasa Asing dengan baik adalah dengan langsung tinggal dan berbaur dalam masyarakat atau komunitas bahasa asing tersebut.
Bahasa asing tidak selalu identik dengan English language (Bahasa Inggris). Perancis, Jepang, Spanyol, Belanda dan masih banyak lagi lainnya adalah bahasa asing. Jadi jika ingin menguasai suatu bahasa Asing dengan baik salah satu caranya adalah tinggal dan menetap di negara yang mayoritas berbahasa asing tersebut. Ini menjadi bahan pertimbang saya mengapa saya masih "ngotot" ini lanjut ke Luar Negeri.
Lalu bagaimana dengan pembiayaannya? Belajar ke luar negeri bisa diperoleh dari pembiayaan biaya kuliah sendiri dan atau dengan beasiswa luar negeri. Bagaimana tipsnya agar bisa mendapatkan beasiswa luar negeri? Nilai kemampuan bahasa Inggris yang baik baik IELTS ataupun TOEFL (tergantung jenis studi dan negara tujuannya), Pengalaman Kerja , Pengalaman Organisasi , Publikasi karya atau kemampuan menulis jurnal. Untuk beasiswa tujuan negara Australia lebih disukai dengan menggunakan standar score IELTS. Syarat dan ketentuan berlaku tentunya. Ah ingin sekali.
Namun kendala selalu hadir membayang bayangi saya saat ini Saya kira yang namanya problem atau kendala bukan saya saja yang mengalam, namun juga orang lain. Besar kecil masalah itu Insya Allah akan ada solusinya.
Tinggal seberapa gigih usaha dan tekat kita mampu mengalahkan kendala dan masalah yang seperti tidak akan ada habis habisnya. Anak anak saya yang masih memerlukan kehadiran saya selaku ayah biologisnya membuat kaki sebelah saya seperti tertanam dalam tanah yang sulit untuk saya gerakkan. Apakah saya harus menunggu hingga sedikit besar nantinya yang bisa ditinggal? Ini masalah yang masih saya coba untuk pecahkan dan cari jalan keluarnya. (Asep Haryono)
0 Comments
EmoticonEmoticon