Catatan Asep Haryono
Salah satu kegiatan yang menarik selama berlangsungnya Ramadhan adalah BUKBER alias buka puasa bersama. Secara sederhana makna dari "Buka Puasa Bersama" adalah menikmati takjil (hidangan berbuka puasa) bersama sama baik di lingkungan masjid, kantor, rumah di mana saja. Nah Takjil di sini sebenarnya adalah mempunyai pengertian menyegerakan, dan bukan nama atau jenis suatu makanan itu sendiri. Jadi tujuannya adalah menyegerakan membatalkan puasa hari itu dengan menikmati hidangan atau makanan.
Hampir semua Masjid di kota Pontianak menyelenggarakan BUKBER atau berbuka puasa bersama. Siapa saja boleh ikut dan hadir di acara buka puasa bersama itu. Tua muda besar kecil semuanya sama. Namun sebagian masjid menyelenggarakan "pembatasan" dalam maksud untuk "memisahkan" para BUKBERAN (orang yang mau berbuka-red) dari kelompok akhwat (perempuan) untuk tidak "bercampur" dengan kelompok Ikhwan (laki laki).
Darimana sumber takjil tersebut?
Dalam pengamatan saya sih ada 2 (dua) sumber yang mungkin menjadi referensi : yakni pertama anggaran dari masjid yang bersangkutan, dan yang kedua adalah sumbangan dari para donatur atau penyumbang makanan (buka puasa) baik melalui surat undangan resmi dan atau berdasarkan kepada spontanitas untuk sodaqah yang memang sangat dianjurkan di bulan penuh rahmat ini.
Sebagau contoh yang dilakukan oleh Masjid Al Muhtadin Kampus Universitas Tanjungpura Pontianak ini misalnya. Setiap hari ada sekitar 5 atau 10 orang dosen UNTAN yang diundang untuk "berpartisiipasi" menyumbangkan kue minimal 50 buah. Teknisnya bisa diantar langsung ke masjid atau dijemput. "Ada sekitar 15 nampan besar yang kami sediakan untuk buka puasa ini, dan setiap nampan berisi aneka kue kue untuk sekitar 5 atau 10 orang Bukberan" kata seorang Jamaah yang berhasil saya temui saat itu. Jadi sekitar 100 orang Bukberan tumpah ruah setiap harinya di masjid Kampus terbesar di Kalimantan Barat itu.
Apa saja yang dihidangkan?
Di hari puasa ke 5 (Lima) kemarin, dalam pantauan saya sih ada berbagai macam jenis mulai dari Kue Manis, Kue Basah, sampai hidangan berat seperti kotak nasi lengkap dengan isinya tentu. Masak cuma kotaknya saja sih. Khusus untuk penyumbang makanan berat (Nasi lengkap , nasi bungkus atau nasi kotak) yang jumlahnya mungkin tidak sebanding dengan jumlah BUKBERAN, tentu harus bijaksana menyikapinya. Sebab jika dibagikan satu persatu untuk para Bukberan tentu jumlahnya tidak memadai. Jadi harus bijaksana bagaimana pendistribusian atau pembagiannya.
Hal unik juga pernah terjadi. Ada penyumbang kue Takjil yang berasal dari salah satu produk rokok ternama di Indonesia. Sayang sekali saya tidak dapat menyebut nama merek rokoknya. Ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat saya masih aktif sebagai salah satu pengurus Remaja Masjid kampus tersebut. Nah donatur dari produk ROKOK ini menyumbang kota nasi dengan jumlah yang cukup banyal (Sampai memenuhi mobil box nya) namun terselip ada sebungkus rokok di dalam tiap kotak itu.
Ini meniadi masalah internal pengurus masjid. Bagiamana dan haruskah rokok rokok ini juga dibagikan kepada jamaah Bukberan? Tentu saja tidak mungkin, dan memang tidak boleh. Akhirnya rapat mendadak pun dilakukan. Hasil keputusan rapat memutuskan bahwa rokok rokok yang ada di tiap kotak buka puasa dari perusahaan rokok tersebut di ambil dan dipisahkan dari kue kuenya. Berkah ramadhan, banyak makanan di mana mana.
Banyak orang, kantor ayau lembaga yang berlomba lomba menawarkan buka puasa gratis untuk umum. Bahkan pembagian TAKJIL on the road juga semakin semarak. Pernah melihat ada pembagian takjil di lampu merah? Nah itulah dia. Nah semoga semakin banyak bukber untuk umum dimana mana. Dan Semoga mendapat berkah dari Allah SWT (Asep Haryono)
Hampir semua Masjid di kota Pontianak menyelenggarakan BUKBER atau berbuka puasa bersama. Siapa saja boleh ikut dan hadir di acara buka puasa bersama itu. Tua muda besar kecil semuanya sama. Namun sebagian masjid menyelenggarakan "pembatasan" dalam maksud untuk "memisahkan" para BUKBERAN (orang yang mau berbuka-red) dari kelompok akhwat (perempuan) untuk tidak "bercampur" dengan kelompok Ikhwan (laki laki).
Darimana sumber takjil tersebut?
Dalam pengamatan saya sih ada 2 (dua) sumber yang mungkin menjadi referensi : yakni pertama anggaran dari masjid yang bersangkutan, dan yang kedua adalah sumbangan dari para donatur atau penyumbang makanan (buka puasa) baik melalui surat undangan resmi dan atau berdasarkan kepada spontanitas untuk sodaqah yang memang sangat dianjurkan di bulan penuh rahmat ini.
Sebagau contoh yang dilakukan oleh Masjid Al Muhtadin Kampus Universitas Tanjungpura Pontianak ini misalnya. Setiap hari ada sekitar 5 atau 10 orang dosen UNTAN yang diundang untuk "berpartisiipasi" menyumbangkan kue minimal 50 buah. Teknisnya bisa diantar langsung ke masjid atau dijemput. "Ada sekitar 15 nampan besar yang kami sediakan untuk buka puasa ini, dan setiap nampan berisi aneka kue kue untuk sekitar 5 atau 10 orang Bukberan" kata seorang Jamaah yang berhasil saya temui saat itu. Jadi sekitar 100 orang Bukberan tumpah ruah setiap harinya di masjid Kampus terbesar di Kalimantan Barat itu.
Apa saja yang dihidangkan?
Di hari puasa ke 5 (Lima) kemarin, dalam pantauan saya sih ada berbagai macam jenis mulai dari Kue Manis, Kue Basah, sampai hidangan berat seperti kotak nasi lengkap dengan isinya tentu. Masak cuma kotaknya saja sih. Khusus untuk penyumbang makanan berat (Nasi lengkap , nasi bungkus atau nasi kotak) yang jumlahnya mungkin tidak sebanding dengan jumlah BUKBERAN, tentu harus bijaksana menyikapinya. Sebab jika dibagikan satu persatu untuk para Bukberan tentu jumlahnya tidak memadai. Jadi harus bijaksana bagaimana pendistribusian atau pembagiannya.
Hal unik juga pernah terjadi. Ada penyumbang kue Takjil yang berasal dari salah satu produk rokok ternama di Indonesia. Sayang sekali saya tidak dapat menyebut nama merek rokoknya. Ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat saya masih aktif sebagai salah satu pengurus Remaja Masjid kampus tersebut. Nah donatur dari produk ROKOK ini menyumbang kota nasi dengan jumlah yang cukup banyal (Sampai memenuhi mobil box nya) namun terselip ada sebungkus rokok di dalam tiap kotak itu.
Ini meniadi masalah internal pengurus masjid. Bagiamana dan haruskah rokok rokok ini juga dibagikan kepada jamaah Bukberan? Tentu saja tidak mungkin, dan memang tidak boleh. Akhirnya rapat mendadak pun dilakukan. Hasil keputusan rapat memutuskan bahwa rokok rokok yang ada di tiap kotak buka puasa dari perusahaan rokok tersebut di ambil dan dipisahkan dari kue kuenya. Berkah ramadhan, banyak makanan di mana mana.
Banyak orang, kantor ayau lembaga yang berlomba lomba menawarkan buka puasa gratis untuk umum. Bahkan pembagian TAKJIL on the road juga semakin semarak. Pernah melihat ada pembagian takjil di lampu merah? Nah itulah dia. Nah semoga semakin banyak bukber untuk umum dimana mana. Dan Semoga mendapat berkah dari Allah SWT (Asep Haryono)
 |
| BUKA PUASA : Salah satu aktifitas Remaja Masjid Al Muhtadin UNTAN adalah menyelenggaakann buka puasa bersama. Foto Asep Haryono |
0 Comments
EmoticonEmoticon